Ringkasan makalah presentasi kelompok
BAB VII
Diagnosis Kesulitan Belajar
A. Pengertian Diagnosis Kesulitan Belajar
Diagnosis
merupakan istilah yang diadopsi dari bidang medis. Menurut Thorndike
dan Hagen (Abin S.M., 2002 : 307), diagnosis dapat diartikan sebagai :
1. Upaya atau proses menemukan kelemahan atau penyakit (weakness, disease) apa yang dialami seseorang dengan melalui pengujian dan studi yang seksama mengenai gejala-gejalanya (symtoms).
2. Studi
yang seksama terhadap fakta tentang suatu hal untuk menemukan
karakteristik atau kesalahan-kesalahan dan sebagainya yang esensial;
3. Keputusan yang dicapai setelah dilakukan suatu studi yang saksama atas gejala-gejala atau fakta-fakta tentang suatu hal.
Dari
ketiga pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa di dalam konsep
diagnosis, secara implisit telah tercakup pula konsep prognosisnya.
Dengan demikian dalam proses diagnosis bukan hanya sekadar
mengidentifikasi jenis dan karakteristiknya, serta latar belakang dari
suatu kelemahan atau penyakit tertentu, melainkan juga mengimplikasikan
suatu upaya untuk meramalkan kemungkinan dan menyarankan tindakan
pemecahannya.
Dan
dalam kaitannya dengan Bimbingan dan Konseling, Bruce
Shertzer dan Shelley C. Stone ( 1980 : 310 ) dan Hansel ea.al (1977 :
371 ) mengemukakan bahwa “Diagnosis merupakan upaya untuk mengenal
dan memahami klien sehingga upaya –upaya yang dilakukan selanjutnya
dalam pelaksanaan konseling dapat lebih terarah”.
Syahril (1991 : 45 ) mengemukakan bahwa “Diagnosis
kesulitan belajar itu merupakan usaha untuk meneliti kasus, menemukan
gejala, penyebab dan menemukan serta menetapkan kemungkinan bantuan yang
akan diberikan terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar"
Menurut Burton,
seorang siswa dapat juga diduga mengalami kesulitan belajar kalau yang
bersangkutan menunjukan kegagalan tertentu dalam mencapai tujuan
belajarnya. Kegagalan belajar ini, seperti siswa dalam batas tertentu
tidak mencapai ukuran tingkat keberhasilan atau tingkat penguasaan
minimal dalam pengajaran tertentu, siswa tidak dapat mencapai prestasi
yang semenstinya sesuai dengan potensinya, siswa gagal kalau tidak dapat
mewujudkan tugas –tugas perkembangannya, dan lain –lain.
Bila
kegiatan diagnosis diarahkan pada masalah yang terjadi pada belajar,
maka disebut sebagai diagnosis kesulitan belajar. Melalui diagnosis
kesulitan belajar gejala-gejala yang menunjukkan adanya kesulitan dalam
belajar diidentifikasi, dicari faktor-faktor yang menyebabkannya, dan
diupayakan jalan keluar untuk memecahkan masalah tersebut.
B. Tujuan Diagnosa Kesulitan Belajar
1. Tujuan Bagi Siswa
- siswa memahami dan mengetahui kekeliruannya
- siswa memperbaiki kesalahannya
- siswa dapat memilih cara atau metode untuk memperbaiki kesalahannya
- siswa dapat menguasai pelajaran dengan baik
-siswa dapat meningkatkan prestasi belajarnya
2. Tujuan Bagi Guru
- guru mengetahui kelemahan dlm proses belajar mengajar
-guru dapat memperbaiki kelemahannya tersebut
C. Fungsi Diagnosa Kesulitan Belajar
Menentukan
siswa yg mengalami kesulitan belajar, fungsi ini sangat penting karena
dari sinilah dapat diketahui siswa-siswa yg perlu mendapatkan
pertolongan dengan segera dan menentukan status atau lokasi kesulitan
belajar setelah diketahui bahwa siswa itu mengalami kesulitan belajar.
D.Manfaat Diagnosa Kesulitan Belajar
1. Manfaat Bagi Guru
Mengetahui
peserta didik yanng sudah berhasil menguasai bahan pelajaran tertentu
dan yg belum menguasai, maka dalam hal ini guru dapat memusatkan
perhatiannya pada peserta didik yg belum menguasai pelajaran, dan
mencari sebabnya kemudian memberikan prilaku yg teliti sehingga
keberhasilannya dapat lebih ditingkatkan.
2.Manfaat Bagi Siswa
Peserta didik dapat mengatahui keberhasilannya dengan mengikuti pembelajaran diagnosanya.
E. Faktor Diagnosa Kesulitan Belajar
1.Faktor Internal
Faktor yang berasal dari dlm diri mahasiswa.
Ada dua faktor yaitu faktor kejiwaan dan kejasmanian
a.Faktor Kejiwaan diantarnya :
-minat terhadapmata kuliah kurang
-motivasi belajar rendah
- rasa percaya diri kurang
-disiplin pribadi rendah
-sering meremehkan persoalan
-Sering mengalami konflik psikis
-integritas pribadi lemah
b.Faktor Kejasmanian
-keadaan fisik lemah
-adanya penyakit yg sulit di sembuhkan
-adanya gangguan pada fungsi indra
-kelemahan secara fisik
2.Faktor Eksternal
a. faktor instrumental
-kemampuan profesional dan kepribadian dosen yg kurang memadai
-kurikulum terlalu berat bagi siswa
-program belajar dan pembelajaran yg tdk tersusun dg baik
-fasilitas belajar dan pembelajaran yg tdk sesuai dg kebutuhan
b. Faktor Lingkungan
- disentegrasi atau disharmonisasi keluarga
-lingkungan sosial kampus yg tdk kondusif
-teman-teman bergaul yg tdk baik
-lokasi kampus yg tdk cocok untuk pendidikan
F. Pengajaran Remidial
Pembelajaran
remidial merupakan layanan pendidikan yg memberikan kpd peserta didik
untk memperbaiki peserta belajarnya, sehingga mencapai kriteria
ketuntasan yg ditetapkan. Prinsip pembelajaran remidial juga merupakan
pemberian perilaku khusus terhadap peserta didik yg mengalami hambatan
pd pembelajarannya, dan remidial sesuai sifatnya sebagai pelayanan
khusus antara lain :
a. Adaptif
Setiap
peserta didik memiliki keunikan sendiri-sendiri, oleh krn itu program
pembelajran remidial hendaknya memungkinkan peserta didik utk belajar
sesuai dg kecepatan, kesempatan, dan gaya belajar.
b. Interaktif
Memungkinkan peserta didik untk secara intensif berinteraksi dg pendidik dan sumber belajar yg tersedia
c.Fleksibelitas dlm metode pembelajaran dan penilaian
d.Pemberian umpan balik sesegera mungkin
H. Praktek Pelaksanaan Diagnosis Kesulitan Belajar
Bisa dilakukan dengan dua cara yaitu : Remidial dan Pengayaan.
1. Pengertian Pembelajaran Remedial
Proses
pembelajaran merupakan suatu aktifitas yang tidak hanya sekedar
penyampaian informasi dari guru kepada siswa tetapi ada interaksi antara
guru dengan siswa. Menurut Gagne, pembelajaran adalah usaha guru yang
bertujuan untuk menolong siswa belajar, dimana pembelajaran merupakan
seperangkat peristiwa yang mempengaruhi terjadinya belajar siswa.
Dalam
keseluruhan proses belajar mengajar, pembelajaran remedial memegang
peranan penting, khususnya dalam rangka pencapaian hasil belajar yang
optimal. Pembelajaran remedial merupakan suatu cara atau proses yang
dilakukan siswa yang mengalami kesulitan, agar siswa tersebut bisa
mencapai prestasi yang memadai.
Dilihat
dari segi arti katanya remedial berarti bersifat menyembuhkan,
membetulkan ataupun membuat menjadi baik. Hal tersebut senada dengan Abu
Ahmadi yang mendefinisikan bahwa pengajaran remedial (remedial Teaching) adalah suatu bentuk pengajaran yang membuat menjadi baik.
Proses
pengajaran ini bersifat lebih khusus karena disesuaikan dengan jenis
dan sifat kesulitan belajar yang dihadapi siswa. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa pembelajaran remedial merupakan rangkaian kegiatan
lanjutan dari usaha diagnosis kesulitan belajar yang telah dilakukan.
Proses bantuan ini lebih ditekankan pada usaha perbaikan, cara-cara
belajar, cara mengajar, penyesuaian materi pelajaran, penyembuhan
hambatan-hambatan yang dihadapi.
Berdasarkan
uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran remedial
adalah suatu bentuk pembelajaran yang merupakan bantuan atau perbaikan
seperti cara mengajar, media pelajaran, metode mengajar, materi
pelajaran, lingkungan yang turut serta mempengaruhi proses belajar
mengajar.
2. Pengertian Pembelajaran Pengayaan
Secara
umum pengayaan dapat diartikan sebagai pengalaman atau kegiatan peserta
didik yang melampaui persyaratan minimal yang ditentukan oleh kurikulum
dan tidak semua peserta didik dapat melakukannya.
Untuk
memahami pengertian program pembelajaran pengayaan, terlebih dahulu
perlu diperhatikan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang
berlaku berdasar Permendiknas 22, 23, dan 24 Tahun 2006 pada dasarnya
menganut sistem pembelajaran berbasis kompetensi, sistem pembelajaran
tuntas, dan sistem pembelajaran yang memperhatikan dan melayani
perbedaan individual peserta didik. Sistem dimaksud ditandai dengan
dirumuskannya secara jelas standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar
(KD) yang harus dikuasai peserta didik. Penguasaan SK dan KD setiap
peserta didik diukur dengan menggunakan sistem penilaian acuan kriteria
(PAK). Jika seorang peserta didik mencapai standar tertentu maka peserta
didik tersebut dipandang telah mencapai ketuntasan.
B.
1.Peran penting atau kedudukan materi makalah saya dalam proses pembelajaran :
· sebagai tolak ukur siswa sekaligus untuk mengetahui seberapa sulit seorang siswa dalam mengikuti proses belajar
· langkah-langkah guru untuk mengatasi seseorang yang mengalami kesulitan belajar
2. Aplikasi materi makalah saya dalam praktik sehari-hari yaitu :
Dalam
pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi dan pembelajaran tuntas,
lazimnya guru mengadakan penilaian awal untuk mengetahui kemampuan
peserta didik terhadap kompetensi atau materi yang akan dipelajari
sebelum pembelajaran dimulai. Kemudian dilaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan berbagai strategi seperti ceramah, demonstrasi, pembelajaran
kolaboratif/kooperatif, inkuiri, diskoveri, dsb. Melengkapi strategi
pembelajaran digunakan juga berbagai media seperti media audio, video,
dan audiovisual dalam berbagai format, mulai dari kaset audio, slide,
video, komputer multimedia, dsb. Di tengah pelaksanaan pembelajaran atau
pada saat kegiatan pembelajaran sedang berlangsung, diadakan penilaian
proses dengan menggunakan berbagai teknik dan instrumen dengan tujuan
untuk mengetahui kemajuan belajar serta seberapa jauh penguasaan peserta
didik terhadap kompetensi yang telah atau sedang dipelajari. Penilaian
proses juga digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran bila
dijumpai hambatan-hambatan.
Pada
akhir program pembelajaran, diadakan penilaian yang lebih formal berupa
ulangan harian. Ulangan harian dimaksudkan untuk menentukan tingkat
pencapaian belajar, apakah seorang peserta didik gagal atau berhasil
mencapai tingkat penguasaan kompetensi tertentu. Penilaian akhir program
ini dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan apakah peserta didik telah
mencapai kompetensi (tingkat penguasaan) minimal atau ketuntasan belajar
seperti yang telah dirumuskan pada saat pembelajaran direncanakan.
Jika ada peserta didik yang lebih mudah dan cepat mencapai penguasaan kompetensi minimal yang ditetapkan, maka sekolah
perlu
memberikan perlakuan khusus berupa program pembelajaran pengayaan.
Pembelajaran pengayaan merupakan pembelajaran tambahan dengan tujuan
untuk memberikan kesempatan pembelajaran baru bagi peserta didik yang
memiliki kelebihan sedemikain rupa sehingga mereka dapat mengoptimalkan
perkembangan minat, bakat, dan kecakapannya. Pembelajaran pengayaan
berupaya mengembangkan keterampilan berpikir, kreativitas, keterampilan
memecahkan masalah, eksperimentasi, inovasi, penemuan, keterampilan
seni, keterampilan gerak, dsb. Pembelajaran pengayaan memberikan
pelayanan kepada peserta didik yang memiliki kecerdasan lebih dengan
tantangan belajar yang lebih tinggi untuk membantu mereka mencapai
kapasitas optimal dalam belajarnya.
3. Permasalahan
belajar siswa seringkali karena faktor kepercayaan diri (PD) dan
disiplin siswa yang rendah,cara untuk meningkatkannya yaitu :
· Siswa menyadari bahwa apa yang ada di dirinya itu karunia Alloh yang harus di syukuri
· Berusaha bergaul baik dengan teman-teman dan guru
· Jangan malu-malu untuk mengungkapkan pendapat
· Mempunyai jiwa yang berani,positif dan percayadiri
· Siswa di ajari untuk disiplin oleh guru dan di nasehati dengan kalimat-kalimat yang di pahami oleh siswa
· Tanamkan contoh-contoh yang membangun pada siswa
4. Mengapa perlu menganalisis kesulitan belajar pada siswa :
Karena
proses ini digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran bila
dijumpai hambatan-hambatan pada siswa dan guru juga mengetahui
sertalangsung memberi penanganan sesuai dengan porsi kekurangan siswa
itu sendiri.
5. Faktor hubungan sosial siswa perlu di analisis dalam kegiatan DKB :
Karena
di dalam DKB terdapat faktor internal yang di dalamnya ada faktor
kejiwaan dan jasmani, kejiwaan berarti ada pada diri siswa yang melekat
dalam batin, jika siswa kesulitan dalam faktor hubungan sosial maka
perlu juga di analisis dalam kegiatan diagnosis kesulitan belajar,
karena keduanya sangat erat.
6. Cara menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar yaitu :
· Dosen berperan penting untuk memberi motivasi pada mahasiswa/siswa
· Anak didik di ceritakan tentang masadepan jika kita malas belajar
· Setelah dosen memberi gambaran tentang masadepan pasti anak didikpun akan termotivasi belajar untuk menggapai cita-cita
0 komentar:
Posting Komentar
coment