Dalam
olah batin, meditasi menjadi salah satu topik pembicaraan yang tiada
habis-habisnya. Tentu hal tersebut ada sebabnya, sebabnya tiada lain
karena meditasi adalah salah satu usaha proses untuk meningkatkan pengembangan pribadi seseorang secara total. Tulisan ini didasari oleh pengalaman pribadi dan pengalaman temen-temen penulis yang melakukan laku olah batin serta berbagai literatur mengenai meditasi.
Tulisan
ini merupakan usaha melengkapi tulisan J. Sujianto yang berjudul “
Pengembangan Kwalitas Pribadi di Bidang Kebatinan, suatu Proses
Meningkatkan Kreatifitas dan Pengetahuan Dunia Gaib “
Apakah Meditasi ?
Mengusahakan rumus yang pasti mengenai arti meditasi tidaklah mudah, yang dapat dilakukan adalah memberi gambaran berbagi pengalaman dari mereka yang melakukan meditasi, berdasarkan pengalaman meditasi dapat berarti :
1. Melihat ke dalam diri sendiri
2. Mengamati, refleksi kesadaran diri sendiri
3. Melepaskan
diri dari pikiran atau perasaan yang berobah-obah, membebaskan
keinginan duniawi sehingga menemui jati dirinya yang murni atau asli.
Tiga
hal tersebut diatas baru awal masuk ke alam meditasi, karena kelanjutan
meditasi mengarah kepada sama sekali tidak lagi mempergunakan panca
indera ( termasuk pikiran dan perasaan ) terutama ke arah murni mengalami kenyataan yang asli.
Perlu
segera dicatat, bahwa pengalaman meditasi akan berbeda dari orang ke
orang yang lain, karena pengalaman dalam bermeditasi banyak dipengaruhi
oleh latar belakang temperamen, watak dan tingkat perkembangan
spiritualnya serta tujuan meditasinya dengan kulit atau baju kebudayaan orang yang sedang melaksanakan meditasi.
Secara
gebyah uyah ( pada umumnya ) orang yang melakukan meditasi yakin adanya
alam lain selain yang dapat dijangkau oleh panca indera biasa. Oleh
karena itu mungkin sekali lebih tepat jika cara-cara meditasi kita
masukkan ke golongan seni dari
pada ilmu. Cara dan hasil meditasi dari banyak pelaku olah batin dari
berbagai agama besar maupun perorangan dari berbagai bangsa, banyak
menghasilkan kemiripan-kemiripan yang hampir-hampir sama, tetapi lebih
banyak mengandung perbedaan dari pribadi ke pribadi orang lain. Oleh
karena itu kita dapat menghakimi hasil temuan orang yang bermeditasi,
justru keabsahan meditasinya
tergantung kepada hasilnya, umpamanya orang yang bersangkutan menjadi
lebih bijaksana, lebih merasa dekat dengan Tuhan, merasa kesabarannya
bertambah, mengetahui kesatuan alam dengan dirinya dan lain-lainnya.
Keadaan
hasil yang demikian, sering tidak hanya dirasakan oleh dirinya sendiri,
tetapi juga oleh orang-orang ( masyarakat ) di sekitar diri orang
tersebut karena tingkah-lakunya maupun ucapan-ucapannya serta
pengabdiannya kepada manusia lain yang membutuhkan bantuannya,
mencerminkan hasil meditasinya.
Cara-cara dan akibat bermeditasi.
Cara bermeditasi banyak sekali.
Adapun yang memulai dengan tubuh, arti meditasi dengan tubuh adalah mempergunakan menyerahkan tubuh ke dalam situasi hening. Lakuknya adalah dengan mempergunakan pernafasan, untuk mencapai keheningan, kita menarik nafas dan mengeluarkan nafas dengan teratur.
Posisi tubuh carilah yang paling anda rasakan cocok / rileks, bisa
duduk tegak, bisa berbaring dengan lurus dan rata. Bantuan untuk lebih
khusuk jika anada perlukan, pergunakan wangi-wangian dan atau mantra,
musik yang cocok dengan selera anda, harus ada keyakinan dalam diri
anda, bahwa alam semesta ini terdiri dari energi dan cahaya yang tiada
habis-habisnya. Keyakinan itu anda pergunakan ketika menarik dan
mengeluarkan nafas secara teratur. Ketika menarik nafas sesungguhnya
menarik energi dan cahaya alam semesta yang akan mengharmoni dalam diri
anda, tarik nafas tersebut harus dengan konsentrasi yang kuat. Ketika
mengelurkan nafas dengan teratur juga, tubuh anda sesungguhnya didiamkan
untuk beberapa saat. Jika dilakukan dengan sabar dan tekun serta
teratur, manfaatnya tidak hanya untuk kesehatan tubuh saja tetapi juga
ikut menumbuhkan rasa tenang.
Bermeditasi dengan usaha melihat cahaya alam semesta, yang
dilakukan terus menerus secara teratur, akan dapat menumbuhkan
ketenangan jiwa, karena perasaan-perasaan negatif seperti rasa kuatir
atau takut, keinginan yang keras duniawi, benci dan sejenisnya akan
sangat berkurang, bahkan dapat hilang sama sekali, yang hasil akhirnya
tumbuh ketenangan. Meditasi ini harus juga dilakukan dengan pernafasan
yang teratur.
Kesulitan
yang paling berat dalam bermeditasi adalah “ mengendalikan pikiran
dengan pikiran “ artinya anda berusaha “ mengelola “ pikiran-pikiran
anda, sampai mencapai keadaan “ Pikiran tidak ada “ dan anda tidak
berpikir lagi, salah satu cara adalah “ mengososngkan pikiran “ dengan
cara menfokuskan pikiran anda kepada suatu cita-cita, umpamanya
cita-cita ingin menolong manusia manusia lain, cita-cita ingin manunggal
dengan Tuhan. Cita-cita ingin berbakti kepada bangsa dan negara,
cita-cita berdasarkan kasih sayang dan sejenis itu menjadi sumber fokus
ketika hendak memasuki meditasi. Secara fisik ada yang berusaha “
mengosongkan pikiran “ dengan memfokuskan kepada “ bunyi nafas diri
sendiri “ ketika awal meditasi, atau ada juga yang menfokuskan kepada
nyala lilin atau ujung hidung sendiri.
Jika
proses meditasi yang saya lukiskan tersebit diatas dapat anda lakukan
dengan tepat, maka anda dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dalam
pengertian spiritual, yang akibatnya pasti baik untuk diri anda
sendiri, mungkin juga bermanfaat untuk manusia lain
Sesuatu itu jangan dijadikan tujuan meditasi, karena hasil sesuatu itu adalah hasil proses meditasi, bukan tujuan meditasi.
Jika
dalm proses tersebut pikiran anda belum dapat anda “ kuasai atau
hilangkan “ janganlah putus asa atau berhenti, tetapi juga memaksakan
diri secara keterlaluan. Pengembangan selanjutnya dari proses meditasi
tersebut, anda sendiri yang akan menemukan dan meneruskannya, karena
berciri sangat pribadi.
Untuk
dapt berhasil anda sangat perlu memiliki motivasi yang cukup pekat dan
dalam, sehingga dengan tiada terasa anda akan bisa khusuk dalam
keheningan bermeditasi. Jika menemui sesuatu, apakah itu cahaya atau
suara atau gambaran-gambaran, jangan berhenti, teruskan meditasi anda.
Pengalaman sesudah keadaan demikian, hanya andalah yang dapat mengetahui
dan merasakannya, karena tiada kata kalimat dalam semua bahas bumi yang
dapat menerangkan secara gamblang. Dalam keadaan demikian anda tidak
lagi merasa lapar, mengantuk bahkan tidak mengatahui apa-apa lagi,
kecuali anda tersadar kembali. Biasanya intuisi anda akan lebih tajam
sesudah mengalami proses meditasi yang demikian itu, dan mungkin pula
memperoleh “ pengetahuan “ tentang alam semesta atau lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar
coment